Minggu, 24 April 2011

Bersama Bebek Besi – Dari Barat Menuju Daerah Istimewa

AMKS - Demang Lehman

Jum’at 02 april 2010. Dago, subuh sekitar pukul 04 alarm berbunyi, segera saya bangun, bergegas mandi, sholat dan seting barang bawaan di atas motor. Barang bawaan saya bagi dalam tiga tas ; ukuran besar, sedang dan kecil. Tas ukuran besar saya isi dengan pakaian, yang di ikat di atas jok bagian belakang. Tas ukuran sedang saya isi dengan peralatan elektronik, di sandang di depan dada-lumayan membantu menahan angin yang menerpa dada. Sedang tas ukuran kecil saya isi air minum dan makanan, di taruh lekukan bawah setang. Pukul 05.15 saya meninggalkan kota Bandung menuju Jogjakarta, menembus dinginnya pagi menuju bagian tengah Pulau Jawa melalui jalur selatan. Lalu-lintas masih lengang, sekali-kali perjalanan terhambat oleh kerumunan orang dan parkir kenderaan di bahu jalan saat melintas pasar tradisional.

Menjelang pukul 09 saya memasuki daerah Tasikmalaya, sekali-kali saya melihat ke takaran bensin - posisi jarum sudah di warna merah yang berarti sudah hampir habis. Dengan keyakinan saya melaju, saya perkirakan mengisi bensin di pom bensin pertigaan jalan arah ke pangandaran. Hmmm...ternyata meleset dari perkiraan, lima ratus meter sebelum pom bensin motor saya terhenti karena bensin sudah habis. Motor terpaksa didorong, terasa berat juga beban motor saya – bikin kaki terasa pegal. Sejauh seratus meter mendorong dan akhirnya terdapat kios menjual bensin. “Isi opat liter kang” saya berucap kepada penjual bensin. “Bade kamana?” tanya beliau. “Ka Jogja” saya menjawab. Setelah tangki diisi penuh, kemudian seting ulang bawaan dan segera melanjutkan perjalanan.

Nampang Dulu Ah
Motor terus melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam. Hari makin terasa panas dan perut sudah terasa lapar. Masuk Kota Kebumen waktu menunjukkan pukul sebelas, sorot mata mulai mencari mesjid untuk menunaikan sholat Jum’at dan beristirahat. Satu kilometer meninggalkan kota Kebumen saya singgah di mesjid berseberangan dengan pom bensin. Setelah menunaikan kewajiban, saya mengganjal perut dengan roti yang ada dan tak lupa isi bensin. Bertahan sejam di atas motor menuju Purworejo, perut mulai terasa lapar, tak berpikir lama segera saya singgah di warung kaki lima dan menyantap gado-gado. 

PK Bdg - Jumpalitan (Dok. Jumpalitan)
Sepanjang jalan lintasan basah, tampak hujan mengguyur deras sebelum saya melintas. Beruntungnya saya tidak merasakan hujan deras selama perjalanan. Motor terus melaju, sesekali saya merubah posisi duduk, meluruskan kaki sambil duduk dan kadang mencoba berdiri. Tas di belakang badan lumayan membantu saat saya mulai letih, bisa dijadikan sandaran - meskipun tidak terlalu nyaman.

Pandangan tak bosannya melihat marka jalan, menunjukkan arah Kota Jogja. Sebelum masuk perempatan tugu Jogja saya berhenti, jam menunjukkan pukul 14.45, coba kontak anak Parkour Bandung yang sedang latihan bareng sama teman-teman Jumpalitan (jogjakarta ubiquitous multitude parkour) . Ternyata teman-teman di jalan menuju Candi Prambanan, langsung saja saya menuju Candi. Setengah jam saya sudah sampai di kawasan Candi, di tempat parkir motor terlihat beberapa teman dan segera saya bergabung.
Read More......

Bersama Bebek Besi – Yogjakartahadiningrat

AMHSS - Amuk Hantarukung
Sabtu 03 April 2010 - hari pertama. Klebengan, terbangun dari tidur lelap di ruang dua kali tiga AMHSS – Amuk Hantarukung, terperanjat melihat penanda waktu – ternyata saya kesiangan. Kodisi badan tidak terlalu bugar karena kelelahan dari hasil perjalanan kemaren. Saya segera mempersiapkan diri dan bergegas menuju kost Andre di daerah rumah sakit Sargito untuk berkumpul bersama teman-teman parkour. Perjalanan dari asrama menuju kost cukup singkat, membutuhkan waktu lima menit. Tiba di kost Andre sudah terlihat beberapa teman-teman berkumpul siap beraktifitas, sisanya masih tunggu giliran untuk ke kamar mandi. Sambil menunggu semua siap, kami matangkan rencana perjalanan ke pantai Baron.

Sekitar pukul 10 kami mulai perjalanan, sepuluh motor dengan masing-masing dua orang disetiap motornya, berderet menuju pantai Baron. Pantai Baron terletak di Kabupaten Gunung Kidul, untuk mencapainya terlebih dahulu kita ke kota Wonosari - Ibukota Kabupaten Gunung Kidul yang terletak lebih kurang 40 kilometer dari kota Yogyakarta.

Menjadi Kuat Menjadi Lebih Berguna
Prasarana jalan yang menuju ke kota Wonosari ini cukup baik, dengan melintasi jalan berkelok - kelok naik dan turun, berikut pemandangan yang indah. Transport umum Yogyakarta - Wonosari berupa bus dan micro - bus tersedia dalam jumlah yang cukup.

Jarak antara Wonosari dengan pantai Baron lebih kurang 20 kilometer, dengan kondisi jalan yang beraspal, melintasi bukit bukit kapur yang terkenal dengan sebutan pegunungan seribu. Pantai Baron merupakan teluk yang diapit oleh dinding bukit yang hijau, dipenuhi oleh pohon kelapa. Teluk ini juga merupakan muara dari aliran sungai dibawah batu karang, yang airnya cukup jernih.
Bermain dan Berlatih
Pukul 12 kami tiba di pantai Baron. Menuju lepas pantai kami melewati beberpa warung makan dengan berbagai menu hasil laut. Saya dan beberapa teman singgah untuk makan. Teman-teman lainnya langsung ke lepas pantai untuk bermain air. Makan yang kami santap sangat terjangkau harganya, cukup mengeluarkan uang sepuluh ribu untuk seporsinya. Kami bermain sampai petang, pukul 19 kami kembali ke Yogja.


Minggu 04 April 2010 – hari kedua. Pukul 08 Kami kumpul di kost Andre dan berjalan kaki menuju rumah sakit Sargito untuk sarapan di warung kaki lima. Setengah jam berselang satu persatu teman-teman Jumpalitan datang dengan motor dan membawa kami menuju kampus UII Kaliurang untuk latihan bareng.

Latihan dan Tetap Diwarnai Candaan


Pukul 09 kami mulai latihan, lari satu putaran lingkar dalam kampus UII kemudian peregangan dan selanjutnya free jamming. Latihan makin ramai dengan kedatangan teman-teman parkour Solo (spartarun). Sesi pertama kami latihan di sekitar fakultas teknologi industri, sesi kedua kami latihan di depan laboratorium terpadu dan terakhir kami peregangan di depan gedung kemahasiswaan sambil mensosialisasikan tentang jambore nasional parkour ke dua yang akan diselenggarakan di Bandung.
Melepas Lelah Didepan Gd. Kemahasiswaan UII
Tengah hari suhu terasa panas, kami kembali ke kost untuk Istirahat. Sekitar dua jam kemudian melanjutkan cari oleh-oleh Yogja di seputaran jalan malioboro – Mirota Batik tempat kami memuaskan hasrat belanja. Beberapa teman dipusingkan dengan banyaknya pilihan barang-barang yang  dipajang. Lumayan lama kami memilih barang yang sesuai selera. Menjelang petang kami kembali ke kost untuk beres-beres barang. Malamnya Teman-teman parkour Bandung akan pulang dengan kereta malam.
Pedestrian Malioboro Depan Mirota Batik
Pukul 20 kami meniggalkan kost menuju stasiun Lempuyangan, ada yang naik motor dan sebaian lagi ikut bus  metro Yogja (angkutan khusus seperti trans jakarta). Di stasiun Lempuyangan kami berpisah, pukul 21.00 kereta berangkat membawa teman-teman ke Bandung, saya kembali ke asrama untuk bersiap melanjutkan perjalanan ke arah timur esok hari.

Senin 05 April 2010 – hari ke tiga. Pukul 07 saya meninggalkan asrama, melanjutkan perjalanan ke Kediri Jawa Timur – tepatnya ke Pare (kampung Inggris).    Kecepatan motor tidak seperti biasa, agak ngebut saya mengendaerai saat itu. memasuki kota Madiun di jalan aspal lurus tiba-tiba ban depan motor bocor, saya kaget dan sedikit dalam mengendalikan setang motor – memaksakan menepi dengan kondisi posisi motor ada di tengah jalan, klakson pengendera lain terasa berbunyi berurang-kali karna terganggu dengan cara mengendara saya yang memotong lintasan.

Alhamdulillah saya tidak celaka oleh peristiwa tersebut. Sesaat saya menghela nafas panjang lalu mendorong motor yang terasa berat – lumayan membuat keringat di badan. Tak jauh dari posisi saya berhenti ada sebuah bengkel tambal. Setelah di bongkar, ban dalam sobek lumayan besar, mas penambal ban menyarankan untuk diganti saja. Karena di bengkel tersebut tidak jual, saya harus menyeberang jalan manuju bengkel sekaligus dealer motor. Setelah ban saya dapatkan, mas penambal segera memasangkannya. “Ban motornya terlalu besar mas, bikin berat dan boros” si penambal berkata, “owh, gitu ya mas” saya membalas. Setelah beres saya lanjut lg tancap gas. Sekitar pukul 14 saya tiba di Pare dan beberapa kali salah jalan..lol..
Read More......

Minggu, 17 April 2011

Pelatihan Teknisi Akses Tali dan Calon Instruktur Akses Tali

Foto Keluarga Instruktur dan Peserta (Dok. ARAI)

Hari Senin 10 s.d Jum'at 15 April 2011 angkatan kedua Pelatihan K3 Calon Instruktur Akses Tali yang diselenggarakan oleh Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI), berlokasi di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur. Peserta yang ikut berjumlah 29 orang dari Bandung, Bogor, Balikpapan, Jakarta, Papua dan Singapura. Beberapa orang perwakilan dari perusahaan tambang migas dan non migas, sedang lainnya perwakilan dari PJK3 dan produsen peralatan. 
Dok. ARAI

Materi pelatihan terdiri dari Materi Dasar yang membahas tentang kebijakkan, dasar-dasar K3 dan perundang-undangan yang berkaitan dengan bekerja pada ketinggian, Materi Inti : mengajarkan tentang hal-hal teknis bekerja dengan akses tali baik teori ( pengetahuan) dan praktek ( keterampilan ) termasuk pembentukan sikap kerja yang mengutamakan K3, disiplin,  metoda dan pedoman pelatihan.
Dok. ARAI

Penyelenggaraan pelatihan merupakan proses percepatan mencetak instruktur dengan tujuan bisa mensosialisaikan dan menerapkan bagaimana bekerja dengan aman - menuju indonesia zero accident. Peserta sebagian besar merupakan penggiat luar ruang dan dengan mudah mengikuti materi yang diberikan. Hasil pelatihan mencetak 21 orang sebagai instruktur dan 8 orang sebagai teknisi tingkat 3 (pengawas).
Read More......

Sabtu, 02 April 2011

Temu Teknis Alumni SKYGERS

sehari dengan jadwal yang padat
Hari Jum'at 1 April 2011 agenda pertama temu teknis alumni di tahun 2011, berlokasi di jembatan kereta api Cisomang - Purwakarta. Alumni yang hadir berjumlah 25 orang dari Sumedang, Bandung, Bogor dan Banjarmasin. Berusaha melibatkan penduduk lokal guna memberi kesempatan untuk mengenal dunia keterjalan - 3 orang perwakilan dari penduduk lokal menjadi awal yang bagus. Temu teknis alumni akan terus diadakan sebulan sekali dengan tujuan penyamaan persepsi dan menyiapkan sumber daya alumni yang berkompeten. Materi yang disampaikan ; alat pelindung diri, akses tali dan akan terus berkembang diseputar dunia keterjalan.
Read More......