Selasa, 30 November 2010

Karst Citatah

Depan Jalur Pasar
Berlangsung di tahun 1996 Tebing Pabeasan (tebing 125, pemanjat) Citatah Padalarang, tempat mengasah kemampuan keterampilan memanjat dan pemasangan pengaman. Tebing pertama yang di gapai, jalur Rock and Roll dipanjat. Seru sekali, pegal pun dihiraukan dan tak terasa sudah ke lima kalinya menjajal jalur tsb.
Selesai Sekolah Skygers ankatan 13-Gn. Parang 1998, tebing 125 selalu dijadikan tempat tuk meningkatkan kemampun. Di jalur Market semua pengaman dengan mudah di dapat, menambah hasrat tuk terus berlatih. Bersama teman mulai memanjati setiap jengkal permukaan tebing, memasang segala pengaman yang bergelantungan di badan, memanjat dan terus bergerak melawan gravitasi. Awal peristirahatan adalah di gua, 20 meter dari dasar.

Chimneying
Sejenak  santai sembari menata pengaman yang aka di pakai, di selingi canda tawa membuat hilang cape yang di rasa. Dari goa kita melanjutkan pemanjatan, kami memanjat lorong / celah besar dengan teknik chimneying yang berbeda dengan pemanjatan biasa dilakukan. Ketinggian lorong sekitar 10 meter, lumayan menguras tenaga dan lebih tegang.

Teras untuk istirahat berasa pas di ujung lorong,  bisa menampung 5 - 8 orang duduk dan berdiri. Sebelum melanjutkan pemanjatan, seperti biasanya kami menata kembali alat panjat yang akan digunakan untuk pengaman lintasan pemanjaatan. lintasan pemanjatan selanjutnya cukup mudah, kami tidak menggunakan keterampilan memanjat seperti sebelumnya kami lakukan. Disepanjang jalur pemanjatan bisa kami liat vegetasi yang bisa membantu proses memanjat untuk pegangan maupun pijakan.

Jalur Laba-laba dan Sisi kanan
Menuju permukaan vertical sebelum puncak, kami melalui iglo, goa dengan lorong sebesar badan orang dewasa, cuma bisa menampung 8 - 10 orang di dalamnya. Setelah iglo sedikit lebih atas, ada teras cukup lebar. Kami bisa santai sambil  orientasi jalur pemanjatan ke puncak. Ada tiga pilihan pengambilan jalur ke puncak, sisi kiri, tengan dan kanan. Sisi kiri dan kanan relatif mudah, baik untuk pemasangan pengaman maupun proses pemanjatan. Sedang jalur tengah, biasa disebut jalur laba-laba. Memiliki tingkat kesulitan yang lumayan, pemasangan pengaman sukar mendapatkan kualitas baik dan dibutuhkan kemapuan memanjat yang baik pula. Kami putuskan untuk mengambil sisi kanan, untuk mempercepat proses pencapaian puncak.

Menempel di tebing, begerak perlahan dan penuh hati-hati, satu persatu pengaman di pasang. Sehabisnya tali karmantel kami menambat, dilanjutkan pemanjatan yang dilakukan oleh orang berikutnya sampai orang terakhir yang melepaskan kembali pengaman yang dipasang oleh pemanjat pertama. Setelah alat terkumpul, pemanjat pertama (leader) melanjutkan pemanjatan dan menggapai puncak. Akhirnya semua sampai puncak, butuh waktu 4 jam pemanjatan ke puncak.

Sebelum turun, kami tata kembali alat yang kami bawa. Beban alat dibagi, setiap orang kebagian alat untuk dibawa turun. jalur turun menggunakan jalan setapak di belakang tebing, sisi kiri dilihat dari arah menghadap tebing. Memasuki jalur turun yang miring, vegetasi menjadi pegangan untuk tidak terjatuh. Kalau sampai kejadian, kita seperti bola yang menggelundung ke bawah. Babak belur pastinya dibuatnya.


Motto yang selalu memacu adrenalin

2 komentar:

  1. Disini saya mengenal tebing disini saya memahami apa itu safety prosedur dan disini pula saya bergabung dengan gerombolan-gerombolan pemanjat nusantara
    ketika itu tahun 2003 sekolah panjat tebing ke XVII diadakan,saya senang saya gembira mengenal smua itu terima kasih Skygers dan terimakasih pula yg membuat Blog ini,smoga Blog ini bermanfaat bagi si pembaca.

    BalasHapus
  2. waduh...ajak ajak atuh do.....gw jg pengen nyoba uy rock climbing.....! br tw lo punya blog,do....! tar gw sering2 berkunjung deh....! keep up t'good work bro...!

    BalasHapus